Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah haji adalah satu dari 5 pondasi utama keIslaman, atau yang sering kita sebut dengan rukun Islam. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sbb:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ » .
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, (dia) berkata (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Islam dibangun di atas lima dasar: bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, dan puasa Ramadhan” (HR Bukhari-Muslim).
Oleh karena itu tidaklah lengkap keIslaman seseorang sebelum menunaikan ibadah haji. Dan bagi seorang Muslim yang mampu, baik mampu secara fisik maupun mampu secara finansial, maka jatuhlah kewajiban untuk menunaikannya. Terdorong dari rasa bahwa kewajiban telah jatuh untuk saya, lebaran ini saya mencoba mencari-cari informasi terkait pendaftaran ibadah haji. Sebenarnya, merasa punya kewajiban sudah sejak 2-3 tahun yang lalu tapi karena ingin mendahulukan kewajiban yang lain, sehingga saya menunda-nunda untuk melakukan action yang konkrit. Dan qadarullah, hingga saat ini justru dua-duanya malah belum terwujud. Astaghfirullaah… ampuni hambaMu ya Allah. Dan tahun ini saya bertekad untuk tidak menunda melakukan tindakan konkrit agar memiliki jawaban di hadapan Allah ketika maut menjemput sebelum terlaksana kewajiban.
Setelah mencari-cari info, ternyata informasi yang saya dapatkan justru membuat saya tercengang. Betapa tidak, untuk pendaftar haji reguler saat ini di Ponorogo baru bisa berangkat tahun 2020!. Ditambah lagi untuk memperoleh kuota haji, kita harus menyetor dahulu sebesar 25jt. Wew…
Ini benar-benar mengerikan bagi saya. Menunggu sampai 2020 bukanlah waktu yang sebentar. Belum lagi, biaya yang kita setor akan diam mengendap selama lebih dari 9 tahun. Kalau kita hitung rata-rata inflasi sebesar 10%, maka 25jt kita tidak ada artinya di tahun 2020. Yang ada kita bisa gagal berangkat karena tidak mampu melunasi sebab tahun itu mungkin ONHnya sudah mencapai 70jt. Jelas ini tidak sejalan dengan keinginan saya. Akhirnya saya melirik jalan lain, yaitu ONH Plus.
Sejujurnya, sebenarnya saya agak ngeri dengan ONH Plus. Karena namanya saja sudah ONH Plus, tentu saja mahal!. Tapi saya mencoba berpikir jernih dan realistis. Dengan waktu tunggu yang begitu lama, biaya yang kita setor sebagai uang muka tentu akan terdegradasi daya belinya. Ini membuat kita secara finansial akan berat untuk melunasi ketika waktu keberangkatan tiba. Saya mencoba mencari alternatif lain yang lebih cerdas. Alternatif ini lah yang akan saya gunakan.
ONH Plus menawarkan waktu tunggu yang relatif singkat. Biasanya 1 tahun sudah berangkat atau maksimal 2 tahun. Sedangkan fasilitas lain, saya tidak membahasnya karena memang tidak menarik bagi saya. Dengan demikian, jika kita mampu secara finansial maka kita bisa berangkat dengan cepat. Tetapi yang menjadi kendala adalah kemampuan finansial kita hanya dapat untuk ONH reguler. Bagaimana solusinya?
Solusinya tidak jauh-jauh dari dunia yang saya geluti, yaitu Emas dan Dinar Emas 24k. Saya telah melakukan pengamatan sejak tahun 2000. Disana pergerakan kenaikan ONH cukup masif. Sejak itu hingga sekarang, ONH telah mengalami kenaikan hampir 100%. Sedangkan grafik yang berbeda ditunjukkan oleh emas/Dinar Emas 24k dimana yang terjadi justru sebaliknya. Dari tahun ke tahun semakin sedikit dinar yang dibutuhkan untuk memenuhi pembayaran ONH. Hal ini dapat dilihat di tulisan saya tentang ONH disini.
Saya memposting tulisan tersebut pada tahun 2008, dan diakhir tulisan saya terdapat paragraf sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, terlihat dari tahun ke tahun BPIH dalam bentuk rupiah semakin mengalami kenaikan. Sementara jika BPIH dalam bentuk Dinar Emas 24k, semakin turun. Bahkan penurunannya terbilang cukup tajam. Dengan trend seperti itu, bukanlah hal yang mustahil beberapa tahun mendatang kita bisa berangkat naik haji hanya dengan 10 dinar. Amiin…
Dan Alhamdulillah, prediksi saya mendekati kenyataan. Biaya haji reguler saat ini sudah setara dengan 13 Dinar Emas 24 Karat!. Bandingkan dengan tahun 2000 yang setara dengan -+55 Dinar Emas 24 Karat. Belajar dari sini saya mengambil kesimpulan, bahwa jika kita menabung sebesar biaya ONH Reguler saat ini, insya Allah beberapa tahun yang akan datang kita dapat berangkat dengan menggunakan ONH Plus lebih cepat dari keberangkatan ONH Reguler dan secara finansial justru memudahkan saat menghadapi pelunasan.
Berdasarkan studi kasus di Ponorogo, kita akan mengkomparasi antara si A yang mendaftar ONH Reguler dan si B yang menabung terlebih dahulu di Emas / Dinar Emas 24 Karat.
Tahun 2008, Si A mendaftar ONH Reguler (33jt Rupiah) dengan waktu tunggu 8 tahun, maka tahun ini si A belum bisa berangkat karena baru keberangkatan masih tahun 2016.
Tahun 2008, Si B menabung Dinar Emas 24 Karat sebesar ONH Reguler, yaitu 33jt Rupiah. Maka 33jt Rupiah si B akan menjadi 26 Dinar. Dan Hari ini 26 Dinar sudah setara 62jt, lebih dari cukup untuk mendaftar ONH Plus. Dengan demikian, Si B dapat menjual Dinarnya hari ini kemudian langsung mendaftar ONH Plus dan siap berangkat tahun depan (2012).
Dari simulasi diatas, dapat disimpulkan bahwa si B dapat berangkat lebih cepat 4 tahun daripada si A. Bahkan pada tahun 2016 si A kemungkinan masih akan membayar lagi karena pada waktu itu mungkin ONHnya mencapai 50jt Rupiah sedangkan yang ia setor waktu itu “hanya” 33Jt Rupiah. Berdasarkan teori saya ini, saya memantabkan pilihan, semoga Allah ta’ala meridhai. Dengan mengucapkan Bismillaahirrahmanirrahiim, saya menetapkan hari ini sebagai start, dengan menyisihkan sebesar 25 dinar. Semoga beberapa tahun yang akan datang cukup untuk berangkat 2 orang. Dan tulisan ini sebagai pengingat saya, jika suatu saat 25 dinar telah setara dengan 2 kuota ONH Plus, maka jatuhlah kewajiban kepada saya untuk melakukan pendaftaran.