Review Hingga Hari ke-23

September 23, 2008

Alhamdulillah ‘ala kulli hal, kita semua pada hari ini telah memasuki hari ke-23 bulan ramadhan. Masih banyak yang perlu dievaluasi memasuki hari-hari terakhir di bulan penuh barakah ini. Setelah 2 tahun terakhir menghabiskan bulan ramadhan di Bali, Alhamdulillah tahun ini bisa lebih menikmati indahnya ramadhan. Sungguh bagi saya ini merupakan nikmat luar biasa yang dianugerahkan Allah ‘Azza wa Jalla. Saya benar-benar terkesan dengan suasana ramadhan kali ini. Dengan lingkungan kerja yang cukup mendukung ditambah antusiasme masyarakat menyambut datang bulan suci ini membuat semangat semakin membara. Alhamdulillah beberapa target telah terlaksana sesuai rencana. Namun demikian, target-target tersebut sepertinya terlalu realistis sehingga begitu saja terlampaui, oleh karena itu perlu melakukan adjusment pada target-target yang semula dicanangkan agar tidak terlalu mudah dilewati.

Pada kesempatan kali ini, saya mengajak para pembaca blog ini mari kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan (fastabiqul khairat). Kita harus egois dalam berbuat kebaikan…. harus egois!. Jika terdapat shaf kosong di depan segeralah mengisinya. Jangan biarkan orang lain mendahului dan jangan mempersilahkan orang lain mengisi tempat kosong tersebut meskipun dia adalah seorang Presiden! No excuse for good thing. Di rumah Allah semua orang adalah sama. Dalam beribadah kita perlu egois. Jangan sampai kita mempersilahkan orang lain mendapatkan pahala yang lebih besar padahal seharusnya itu adalah jatah kita. Ini semua harus kita lakukan karena ini adalah kepentingan ukhrawi. Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan-kepentingan yang bersifat duniawi. Kita seyogyanya mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan kita sendiri dan kita harus mereduksi egoisme kita. Inilah ujian bagi kita. Kondisi yang berbeda yang kitapun harus menyikapi dengan perlakuan yang berbeda pula.

Ramadhan yang tersisa tinggal 6 atau 7 hari ini mari kita optimalkan dengan melakukan amalan-amalan yang dapat mendulang banyak pahala. Kita harus memiliki trik-trik dalam mendulang pahala sehingga dengan amalan yang kuantitasnya tidak terlalu banyak namun berkualitas. Telah banyak kita temui orang yang beribadah sebanyak-banyaknya namun tidak memikirkan kualitas dari amalan itu sendiri. Hal ini dapat kita tanggulangi dengan menimba ilmu-ilmu syar’i sehingga ibadah kita tidak sia-sia. Benarkah ibadah kita bisa sia-sia? Tentu saja! Jika kita mengabaikan tata cara beribadah yang benar maka ibadah kita oleh Allah akan dinilai tidak lebih daripada kegiatan olah raga saja. Oleh karena itu mari kita bersama-sama memperbaiki kualitas ibadah kita agar ibadah-ibadah yang kita lakukan tidak menjadi sia-sia dan mendatangkan banyak pahala. Amiin.