My Words

“Sepintar, sehebat, dan sebaik apapun anda, pasti ada yang senang ketika anda jatuh, begitu juga sebaliknya sebodoh, sehina dan sejahat apapun anda, pasti ada yang menaruh simpati pada anda”

Begitulah hidup menurut pandangan saya. Kita tidak akan pernah bisa membuat senang semua orang. Kita juga tidak akan pernah membuat semua orang bersimpati kepada kita. Kita tidak akan pernah didukung oleh semua orang. Jika anda adalah seorang yang sangat berpengaruh, seorang Presiden, Gubernur, Direktur, Ulama’, seorang tokoh masyarakat atau apapun, janganlah anda takabur dan terlalu PD bahwa semua orang ada dalam genggaman anda. Tidak!. Sama sekali tidak. Pasti ada seseorang yang menjadi ‘rival/musuh’ anda. Bahkan boleh jadi itu adalah teman, tetangga, atau sahabat anda sendiri. Lalu apakah saya menyarankan anda menjadi seseorang yang penuh curiga? Tidak. Saya hanya ingin kita tidak takabur ketika seolah-olah semua orang mendukung kita, padahal tidak begitu adanya, sehingga kita sewaktu-waktu siap menjadi bahan tertawaan ketika jatuh, dan kemudian siap untuk bangkit lagi.

Begitu juga sebaliknya. Jika anda merasa hidup anda sama sekali tidak berguna, anda merasa anda adalah orang yang paling malang sedunia, atau anda adalah orang yang paling hina sedunia, percayalah pasti ada orang yang menaruh simpati pada anda. Karena itu bangkitlah dan perbaiki diri! masih ada orang yang mendukung anda, masih ada orang yang menaruh simpati pada anda, masih ada orang yang memperhatikan anda, meskipun semua itu tidak berwujud ucapan ataupun perbuatan yang nyata. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Allah ‘azza wa jalla masih bersama kita dan memberi kita seseorang yang menaruh simpati pada kita.

It’s just my humble opinion. You could have different opinion with me, how about you?

9 Responses to My Words

  1. Kata iklan, selalu ada tipe manusia yang

    Senang melihat orang susah
    susah melihat orang senang

  2. * anyway mas Madja, link ke blog ana dong

  3. arum berkata:

    artikelnya pas banget madja. opininya bener2 bikin lega. boleh dicantumin di postingan arum gak yah? aku sedang jatuh, madja 😦

  4. purna berkata:

    @Haryo-1
    Begitulah resiko hidup.
    He..he.. semoga kita bukan termasuk tipe manusia seperti itu 🙂

    @Haryo-2
    Okay, sudah dicantumin tuh 🙂

    @Arum
    Silahkan klo mau diposting di blog-nya mbak arum, saya senang malahan. Jangan lupa cantumin sumbernya yak :mrgreen:
    Cepat bangkit lagi ya mbak arum 🙂

  5. riza r berkata:

    Trims, yang penting ga dianggap pelaku tindak pidana deh klo menurutq :p

  6. Fakhrurrozy berkata:

    Di dunia, segala sesuatu tercipta berpasang-pasangan. Ada tawa dan tangis, suka dan duka, siang dan malam, dan lain sebagainya. Tidak selamanya siang akan menghiasi hari, karena segera akan tergantikan oleh malam.

    Oleh sebab itu, disaat suka cita dan curahan kenikmatan hidup menghampiri kita, sudah semestinya diri kita tidak terlalu berlebihan menyikapinya sehingga lupa diri, lupa kepada dzat yang telah menghadirkan kenikmatan tadi. Dan disaat kesedihan menerpa, jangan sampai menjadikan diri kita menjadi kecewa hingga kahirnya putus asa dan kita mesti yakin dan percaya, bahwa Allah SWT senantiasa bersama kita, sepanjang kita berserah diri sepenuh hati kepada-Nya…[La tahzan..innallaha ma’anaa 🙂 ]

    Mohon maaf, juga sekedar opini dari saya 🙂

    Wassalam

  7. purna berkata:

    @riza r
    He..he..
    iyak, betul.

    @Fakhrurrozy
    Sepakat bro 🙂

  8. sige berkata:

    nah ini dia, ada benar nya yang di tulis purna, selalu ada dua sisi di dunia ini, namun bila kita menyadari disisi mana kita berada maka in my oppinion kita akan senatiasa mampu membedakan mana kawan mana lawan. Kawan tidak lah selalu baik, namun lawan pun tidak selalu jahat, dengan menyadari serta awas berati kita waspada dan eling, karena sebenarnya teman dan lawan yang paling utama hanya ada pada diri. Tulisan yang menarik pur.

  9. purna berkata:

    You get the point dude 🙂

Tinggalkan komentar